Review Buku
: Berfilsafat Dari Konteks
Penulis
: Frans Magnis - Suseno.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
Tahun : 1991.
Jumlah
Halaman : 260 Halaman.
Filsafat
mempertanyakan realitas manusia secara mendasar. Filsafat adalah ilmu yang
mendekati persoalan-persoalan secara principal. Oleh karena itu filsafat sering
memberikan kesan abstrak dan amat teoritis. Barangkali kesan itu tidak dapat
dihindari, menurut Magnis. Akan tetapi, meskipun begitu, filsafat bukanlah ilmu
demi dirinya sendiri. Manusia berfilsafat karena ia membutuhkannya dan
mengharapkan sesuatu daripadanya. Filsafat merupakan sarana manusia untuk
mencapai kejelasan terhadap tantangan-tantangan dalam segala dimensi
kehidupannya dengan sesungguh-sungguhnya.
Selanjutnya oleh Magnis dinyatakan bahwa
filsafat adalah disiplin ilmiah yang bertugas untuk membuat kita dapat memahami
implikasi-implikasi dari segala gejalayang setiap hari membanjiri kita, agar
kita dapat menilainya, mengkritiknya, menemukan jarak dan dapat mengambil sikap
terhadapnya. Dengan demikian maka setidaknya dilingkungan intelektual Indonesia
perlu diadakan pendekatan filsafati.
Pendekatan yang pertama adalah filsafat
secara kritis harus menyertai ilmu-ilmu sosial dalam sikap mereka terhadap
kompleks masalah hubungan antara individu, institusi dan ideology. Kedua,
secara khusus filsafat dapat membantu untuk merefleksikan kembali kedudukan
agama di dalam kompleks itu tadi dan sekaligus menjadi basis bagi dialog antar
agama. Ketiga, filsafat mengupas ideology-ideologi terkemuka yang menentukan
iklim nasional dan internasional seperti : kapitalisme, marxisme, komunisme,
sosialisme, elitarisme, pragmatisme, kepercayaan kepada teknologi, ideology
tentang kemajuan dan lain-lain.
Integritas intelektual dan moral dunia
universitas juga tergantung daripada apa ia bersedia berada tegak di belakang
tanggung jawabnya untuk mempertahankan dan terus memperluas suasana kritis dan
bebas yang hakiki bagi kemajuan intelektual serta untuk berdiri di belakang
anak-anak muda yang berani menuntut kebebasan akademik.
Seperti setiap bangsa, begitu juga
Indonesia harus, dan memang sudah merumuskan sendiri nilai-nilai prinsip dasar
kehidupan bersama. Nilai-nilai itu perlu senantiasa diaktualisasikan dalam
tantangan-tantangan bangsa yang terus menerus baru. Oleh karena itu, Magnis
berpendapat bahwa, demi martabat manusia Indonesia sebagai manusia zaman modern
ini sebaiknya berani untuk membuka diri terhadap nilai-nilai dan
prinsip-prinsip kemanusian universal.
Perspektif UUD 1945 merupakan kerangka tepat
untuk membahas nilai-nilai kemanusiaan universal. Faham martabat manusia
universal manantang setiap bangsa dan setiap Negara untuk mengatasi segala
kepecikan primordial atau ideologis dan mengorientasikan diri pada dasar yang
menjamin harkat kemanusiaanya. Dalam pandangannnya, Magnis mangatakan bahwa
nilai-nilaikemanusiaan universal juga berupa tantangan terhadap nilai-nilai
tradional agar dimurnikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar