Rabu, 08 Juli 2015

Resensi Buku : Jonathan Livingston Seagull





Buku ini adalah Novel yang berbentuk Fabel yang dikarang Oleh Richard Bach pada tahun 1972. Dalam buku ini diawali tentang kisah seorang burung camar muda yang memiliki keinginan untuk belajar terbang. Bagi kawanan burung camar lainnya, terbang merupakan kegiatan untuk mencari makan. Terbang bukanlah hal yang perlu dipelajari, karena kawanan burung camar dalam kelompoknya berpendapat bahwa terbang bukanlah hal yang menarik. Hidup adalah untuk makan dan terbang bukan tujuan kenapa mereka ada di dunia ini.

Burung camar Jonathan berpendapat lain. Dia melihat bahwa terbang adalah suatu yang menarik dan perlu dipelajari. Karena ia ingin hidupnya bukan hanya sekedar mencari makan. Ia mulai mempelajari teknik terbang, sehingga kawanan burung camar tersebut justru terganggu dengan tingkah lakunya itu. Dewan ketua burung camar memberikan hukuman kepada Jonathan dengan membuangnya dari komunitas burung camar setempat. Sehingga Jonathan harus menyendiri di sebuah Pulau yang tidak berpenghuni. Disinilah Jonathan memperkaya ilmu penerbangannya secara Otodidak melalui metode Try and Error.

Setelah ia mengetahui banyak hal tentang ilmu penerbangan, ada dua burung camar lainnya yang menghampirinya. Dua burung camar ini mengajak Jonathan untuk pergi ketempat lain yang bernama “Surga”. Tempat ini adalah tempat dimana para “burung camar yang telah mahir” untuk lebih lagi menimba ilmu tentang penerbangan. Di tempat ini juga, Jonathan belajar mengenai kebebasan berpikir mengenai apa itu “terbang”. Untuk bisa melampaui keterbatasan yang dimiliki oleh burung camar dalam kecepatan terbang adalah bagaimana seekor burung camar dapat menggunakan pikirannya secara “bebas”. Kecepatan selalu memiliki keterbatasan tetapi pikiran tidak. Pikiran memiliki kebebasan.

Jonathan merasa bahwa ia telah mengetahui apa arti “terbang” maka ia memutuskan untuk kembali ke bumi. Ia memiliki keinginan untuk mengajarkan kepada para kawanan camar lainnya tentang apa, bagaimana dan untuk apa “terbang”. Sesampainya di bumi ia memiliki delapan murid yang memiliki keinginan untuk belajar terbang. Kedelapan muridnya ini adalah burung camar yang sama halnya seperti dulu ia dikucilkan dari kelompoknya. Dari kedelapan muridnya ini terdapat burung camar yang sangat cerdas, yaitu Fletcher. Jonathan seperti melihat dirinya saat masih muda dulu yang penuh keingingin tahuan yang tinggi, sebagaimana Fletcher saat ini.

Kini saatnya untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain. Jonathan memberikan kepercayaan kepada Fletcher untuk meneruskan jabatannya sebagai seorang Instruktur Terbang. Namun Fletcher merasa bahwa dirinya belum sanggup menerima jabatan itu. Jonathan mengingatkan Fletcher bahwa keterbatasan pikiran menyebabkan kita tidak sanggup menerima tugas ataupun menerima tantangan. Setelah Jonathan pergi meninggalkan Fletcher, maka Fletcher memberikan ilmu kepada para muridnya mengenai teknik terbang dan terbang yang sesungguhnya adalah dengan menggunakan kebebasan dalam berpikir.


Catatan : Buku ini bermaksud untuk memberikan model, bagaimana cara manusia untuk berpikir “out of box” dari cara berpikir yang “biasa”. Diperlukan sesuatu kerja keras untuk dapat meyakinkan orang lain, bahwa pemikiran baru, adalah pemikiran yang juga memiliki arti untuk melihat sebuah cara pandang kehidupan yang lebih baik.