Kamis, 10 Maret 2016

Review Buku : Berfilsafat Dari Konteks



Review Buku         : Berfilsafat Dari Konteks
Penulis                   : Frans Magnis - Suseno.
Penerbit                  : Gramedia Pustaka Utama.
Tahun                     : 1991.
Jumlah Halaman : 260 Halaman.

Filsafat mempertanyakan realitas manusia secara mendasar. Filsafat adalah ilmu yang mendekati persoalan-persoalan secara principal. Oleh karena itu filsafat sering memberikan kesan abstrak dan amat teoritis. Barangkali kesan itu tidak dapat dihindari, menurut Magnis. Akan tetapi, meskipun begitu, filsafat bukanlah ilmu demi dirinya sendiri. Manusia berfilsafat karena ia membutuhkannya dan mengharapkan sesuatu daripadanya. Filsafat merupakan sarana manusia untuk mencapai kejelasan terhadap tantangan-tantangan dalam segala dimensi kehidupannya dengan sesungguh-sungguhnya.
Selanjutnya oleh Magnis dinyatakan bahwa filsafat adalah disiplin ilmiah yang bertugas untuk membuat kita dapat memahami implikasi-implikasi dari segala gejalayang setiap hari membanjiri kita, agar kita dapat menilainya, mengkritiknya, menemukan jarak dan dapat mengambil sikap terhadapnya. Dengan demikian maka setidaknya dilingkungan intelektual Indonesia perlu diadakan pendekatan filsafati.
Pendekatan yang pertama adalah filsafat secara kritis harus menyertai ilmu-ilmu sosial dalam sikap mereka terhadap kompleks masalah hubungan antara individu, institusi dan ideology. Kedua, secara khusus filsafat dapat membantu untuk merefleksikan kembali kedudukan agama di dalam kompleks itu tadi dan sekaligus menjadi basis bagi dialog antar agama. Ketiga, filsafat mengupas ideology-ideologi terkemuka yang menentukan iklim nasional dan internasional seperti : kapitalisme, marxisme, komunisme, sosialisme, elitarisme, pragmatisme, kepercayaan kepada teknologi, ideology tentang kemajuan dan lain-lain.
Integritas intelektual dan moral dunia universitas juga tergantung daripada apa ia bersedia berada tegak di belakang tanggung jawabnya untuk mempertahankan dan terus memperluas suasana kritis dan bebas yang hakiki bagi kemajuan intelektual serta untuk berdiri di belakang anak-anak muda yang berani menuntut kebebasan akademik.
Seperti setiap bangsa, begitu juga Indonesia harus, dan memang sudah merumuskan sendiri nilai-nilai prinsip dasar kehidupan bersama. Nilai-nilai itu perlu senantiasa diaktualisasikan dalam tantangan-tantangan bangsa yang terus menerus baru. Oleh karena itu, Magnis berpendapat bahwa, demi martabat manusia Indonesia sebagai manusia zaman modern ini sebaiknya berani untuk membuka diri terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusian universal.
Perspektif UUD 1945 merupakan kerangka tepat untuk membahas nilai-nilai kemanusiaan universal. Faham martabat manusia universal manantang setiap bangsa dan setiap Negara untuk mengatasi segala kepecikan primordial atau ideologis dan mengorientasikan diri pada dasar yang menjamin harkat kemanusiaanya. Dalam pandangannnya, Magnis mangatakan bahwa nilai-nilaikemanusiaan universal juga berupa tantangan terhadap nilai-nilai tradional agar dimurnikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar